Dalam politik, kebodohan bukanlah cacat.
Napoleon Bonaparte
Politik identitas adalah fenomena politik yang semakin menonjol di Indonesia dalam beberapa tahun terakhir. Hal ini mengacu pada upaya kelompok atau individu untuk mengartikulasikan dan memperjuangkan kepentingan berdasarkan identitas kelompok tertentu, seperti suku, agama, etnis, atau gender. Politik identitas di Indonesia mencerminkan perbedaan sosial, budaya, dan politik yang kompleks dalam masyarakat yang majemuk.
Secara umum pengertian Politik identitas adalah suatu strategi politik yang berfokus pada penekanan dan pengartikulasian kepentingan dan identitas kelompok tertentu. Ini melibatkan penggunaan atribut identitas seperti suku, agama, etnis, gender, orientasi seksual, atau karakteristik lainnya sebagai dasar untuk membangun dukungan politik atau mencapai tujuan politik.
Tujuan politik identitas adalah untuk memperjuangkan kepentingan kelompok-kelompok yang dianggap memiliki pengalaman, kebutuhan, atau aspirasi yang serupa. Hal ini sering terjadi di masyarakat yang beragam secara budaya, etnis, agama, atau gender, di mana kelompok-kelompok tersebut merasa perlu untuk memperjuangkan hak-hak mereka dan memperoleh pengakuan politik.
Namun, politik identitas juga memiliki aspek yang kontroversial. Dalam beberapa situasi, politik identitas dapat memperdalam polarisasi sosial dan konflik antara kelompok-kelompok dengan identitas yang berbeda. Terlalu fokus pada politik identitas dapat mengabaikan isu-isu yang lebih luas dan mendalam seperti ekonomi, pendidikan, atau korupsi yang mempengaruhi seluruh masyarakat.
Dalam konteks politik yang sehat, politik identitas dapat berperan dalam mendorong inklusi sosial, keadilan, dan pemberdayaan kelompok-kelompok yang sebelumnya diabaikan. Namun, perlu diingat bahwa politik identitas harus diletakkan dalam kerangka yang luas, dengan perhatian pada kepentingan bersama dan keharmonisan sosial.
Salah satu contoh politik identitas yang sering muncul di Indonesia adalah politik berbasis agama. Agama memiliki peran yang kuat dalam kehidupan masyarakat Indonesia, dan politik identitas agama seringkali digunakan oleh kelompok-kelompok untuk mendapatkan dukungan politik. Kelompok-kelompok agama sering kali menggunakan narasi keagamaan untuk mempengaruhi pandangan dan sikap politik masyarakat, baik melalui partisipasi politik maupun melalui kampanye pemilihan umum.
Politik identitas juga terkait erat dengan isu-isu gender dan seksualitas. Gerakan feminisme, hak LGBT, dan perjuangan kelompok minoritas seksual semakin menjadi perhatian dalam politik identitas di Indonesia. Perdebatan tentang kesetaraan gender, perlindungan hak-hak LGBT, dan penolakan terhadap diskriminasi berbasis orientasi seksual menjadi isu-isu yang penting dalam politik identitas di negara ini.
Menghilangkan politik identitas sepenuhnya mungkin sulit dilakukan, karena identitas merupakan bagian integral dari kehidupan sosial dan politik. Namun, terdapat beberapa langkah yang dapat diambil untuk mengurangi polarisasi dan mempromosikan politik yang inklusif di Indonesia seperti meningkatkan pendidikan dan kesadaran masyarakat tentang pentingnya inklusi, toleransi, dan kerjasama lintas identitas. Pendidikan yang mendorong pemahaman yang lebih baik tentang keberagaman budaya, agama, etnis, dan gender dapat membantu mengurangi stereotip dan prasangka yang mendasari politik identitas.
Meskipun menghilangkan politik identitas sepenuhnya mungkin tidak mungkin, dengan meningkatkan pendidikan dan kesadaran masyarakat tentang pentingnya inklusi, toleransi, dan kerjasama lintas identitas dapat membantu mengurangi polarisasi dan mempromosikan politik yang lebih inklusif dan berorientasi pada kepentingan bersama di Indonesia.
Penulis
Endra Susanto, S.S
Masyarakat Penggiat Politik